LAPORAN SISTEM
INFORMASI EKSEKUTIF
PERUSAHAAN MANUFAKTUR
“STUDI KASUS PADA PT
RICH”
Oleh :
M ADITYA ISWAN
ISWAN NUR F (4114066)
Dosen Pengampu :
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI SISTEM
INFORMASI
UNIVERSITAS PESANTREN
TINGGI DARUL ‘ULUM
JOMBANG
2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.
Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segenap rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan dengan judul “Analisis
Penerapan Sistem Informasi Eksekutif Perusahaan Manufaktur”.
Penyusunan laporan ini merupakan
salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas Ujian Akhir Semester (UAS) mata
kuliah Sistem Informasi Eksekutif (SIE). Atas tersusunnya laporan tugas ini,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan
saran yang bersifat membangun guna perbaikan dimasa mendatang akan penulis
terima dengan senang hati beserta ucapan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.
Wb.
Jombang,
25 Januari 2017
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Perusahaan saat ini tidak hanya
menjalankan suatu aktivitas bisnis yang dinilai dari tingkat keuntungan dan
kerugian namun juga membutuhkan keseluruhan data yang berkaitan dengan
aktivitas bisnisnya. Keseluruhan data disusun secara sistematis menjadi
informasi yang bermanfaat untuk masing-masing objek pengguna. Informasi
terbagi-bagi menjadi beberapa bagian sesuai tingkatan penggunaan dalam
tingkatan organisasi. Informasi yang sifatnya detail ditujukan untuk manajemen
tingkat bawah atau teknis, informasi yang sifatnya umum ditujukan untuk
manajemen tingkat atas yang tidak membutuhkan terlalu banyak informasi.
Sedangkan untuk manajemen tingkat menegah, informasi yang disajikan merupakan
gabungan informasi detail dan informasi umum.
Sistem Informasi Eksekutif cukup berperan
penting dalam suatu perusahaan, hal ini dapat dilihat dari kelebihan sistem
informasi eksekutif yang ditawarkan cukup menunjang eksekutif dalam mengambil
keputusan. Seiring dengan semakin pesatnya laju informasi melalui fasilitas
internet, maka kekurangan akan informasi juga semakin terasa. Tanpa adanya
sistem informasi eksekutif yang memadai, maka laju perkembangan suatu
perusahaan akan terhambat dan tidak mampu bersaing dengan kompetitor.
Berdasarkan hal diatas, penulis mengambil
judul “Laporan Sistem Informasi
Eksekutif Pada Perusahaan Manufaktur (Study kasus Pada PT Rich Indonesia)”.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peranan teknologi informasi /
Sistem Informasi Eksekutif pada Perusahaan Manufaktur, serta Contoh aplikasi
riil penerapan teknologi informasi?
2. Bagaimana pendekatan teknologi informasi
dengan measurement, experimentation, sharing, dan replication?
3.
Bagaimana peranan teknologi informasi dalam manajemen
strategik?
4.
Bagaimana peran penting
Divisi Teknologi Informasi Dalam Proses Bisnis ?
5.
Bagaimana peran
penting CIO dalam perusahaan?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari
pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui :
- Dapat
mengetahui Peranan teknologi informasi/ Sistem Informasi Eksekutif pada
Perusahaan Manufaktur, serta Contoh aplikasi riil penerapan teknologi
informasi
- Dapat
mengetahui bagaimana pendekatan teknologi informasi dengan measurement,
experimentation, sharing, dan replication
- Dapat
mengetahui peranan teknologi informasi dalam manajemen strategik
- Dapat
mengetahui Pentingnya Divisi
Teknologi Informasi Dalam Proses Bisnis
- Untuk
mengetahui peran penting CIO dalam perusahaan
1.4
Pembatasan
Masalah
Batasan
masalah dalam penulisan makalah ini adalah:
- Sistem
informasi eksekutif di bidang perusahaan manufaktur.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Sistem Informasi Eksekutif
Sistem
Informasi Eksekutif (SIE) adalah sistem yang dibuat hanya untuk digunakan
para Eksekutif atau Top Level Management dalam sebuah organisasi atau
perusahaan. Dimana dalam sistem ini hanya menampilkan grafik dan laporan dari
seluruh proses bisnis pada organisasi atau perusahaan tersebut.
Dalam
membangun SIE, para eksekutif menggunakan beberapa konsep dasar yang bertujuan
memungkinkan para eksekutif dapat memantau seberapa baiknya perusahaan dalam
mencapain tujuannya.
Konsep
Dasar SIE ada 3 yaitu :
- Faktor
penentu keberhasilan (critcal success factor), adalah hal-hal (faktor) yang
menentukan keberhasilan atau kegagalan segala jenis kegiatan organisasi.
Faktor-faktor ini dalam setiap perusahaaan berbeda-beda tergantung dari
kegiatan yang dilakukan.
- Management
By Exception (MBE) yaitu perbandingan antara kinerja yang
direncanakan dengan kinerja aktual. Sehingga informasi dapat langsung
didapat dan digunakan untuk menyelesaikan setiap permasalahan.
- Model
Mental. Peran utama SIE adalah membuat sari dari data dan informasi yang
volumenya besar untuk meningkatkan kegunaannya. Pengambilan sari ini
disebut penempatan informasi (information compression). Dimana
menghasilkan suatu gambaran atau model mental dari operasi perusahaan.
Model tersebut memungkinkan seseorang membuat penilaian dan perkiraaan
untuk memahami, memutuskan tindakan yang perlu diambil dan untuk
mengembalikan pelaksanaannya.
2.2
Sistem
Informasi Akuntansi dan Lingkungan Bisnis.
Sistem informasi akuntansi (SIA)
merupakan suatu rerangka pengkordinasian sumber daya (data, meterials,
equipment, suppliers, personal, and funds) untuk mengkonversi input berupa data
ekonomik menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang digunakan untuk
melaksanakan kegiatan suatu entitas dan menyediakan informasi akuntansi bagi
pihak-pihak yang berkepentingan (Wilkinson, 1991). Transaksi memungkinkan
perusahaan melakukan operasi, menyelenggarakan arsip dan catatan yang up to
date, dan mencerminkan aktivitas organisasi. Transaksi akuntansi merupakan
transaksi pertukaran yang mempunyai nilai ekonomis.
2.2.1. Tipe transaksi
dasar adalah:
·
Penjualan produk atau jasa
·
Pembelian bahan baku, barang dagangan, jasa, dan aset
tetap dari supplier
·
Penerimaan kas
·
Pengeluaran kas kepada supplier
·
Pengeluaran kas gaji karyawan.
·
Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan
transaksi.
·
Memproses data menjadi into informasi yang dapat
digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
·
Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset
organisasi.
2.2.3. Tujuan SIA:
·
Untuk mendukung operasi-operasi sehari-hari (to
Support the –day-to-day operations)
·
Mendukung pengambilan keputusan manajemen (to support
decision making by internal decision makers).
·
Untuk memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan
pertanggung-jawaban (to fulfill obligations relating to stewardship)
Sebagian dari keluaran yang diperlukan oleh pemroses
informasi disediakan oleh sistem pemrosesan transaksi, seperti laporan keuangan
dari sistem pemrosesan transaksi. Namun sebagian besar diperoleh dari sumber
lain, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan. Pengguna utama pemrosesan
transaksi adalah manajer perusahaan. Mereka mempunyai tanggung jawab pokok
untuk mengambil keputusan yang berkenaan dengan perencanaan dan pengendalian
operasi perusahaan. Pengguna output lainnya adalah para karyawan penting
seperti akuntan, insinyur serta pihak luar seperti investor dan kreditor.
2.3 Pengertian Perusahaan Manufaktur
Perusahaan
adalah kesatuan teknis (unit ekonomi) yang mengombinasikan Sumber Daya
Alam (tanah dan unsur-unsurnya), Sumber Daya Manusia, Modal dan Kewirausahaan
(skill) untuk menghasilkan sejumlah barang dan jasa tertentu.Manufaktur berasal
dari kata manufacture yang berarti membuat dengan tangan (manual)
atau dengan mesin sehingga menghasilkan sesuatu barang.
Sedangkan
Perusahaan Manufaktur adalah perusahaan yang mengubah barang mentah menjadi
produk jadi melalui proses produksi kemudian dijual kepada pelanggan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Peranan Teknologi Informasi
Pembangunan Teknologi Informasi Perusahaan
dilakukan secara bertahap sebelum sebuah sistem holistik atau menyeluruh
selesai dibangun, hal tersebut disesuaikan dengan kekuatan sumber daya yang
dimiliki. Dalam penerapannya rencana strategis Teknologi Informasi senantiasa
diselaraskan dengan Rencana Perusahaan, agar setiap penerapan Teknologi
Informasi dapat memberikan nilai bagi Perusahaan. Mengacu kepada Arsitektur
Teknologi Informasi Perusahaan manufaktur , yang dilakukan dikategorikan
sebagai berikut :
a. Aplikasi
Teknologi Informasi yang menjadi landasan dari berbagai aplikasi lain yang ada
di dalam Perusahaan antara lain sistem operasi, basis data, network management
dan lain-lain.
b. Aplikasi
yang sifatnya mendasar (utility) yaitu aplikasi Teknologi Informasi yang
dipergunakan untuk berbagai urusan utilisasi sumber daya Perusahaan anatara
lain sistem penggajian, sistem akuntansi & keuangan dan lain-lain.
c. Aplikasi
Teknologi Informasi yang sesuai dengan kebutuhan spesifik Perusahaan terutama
yang berkaitan dengan proses penciptaan produk/jasa yang ditawarkan Perusahaan
antara lain Aplikasi Properti, Aplikasi Forwarding dan Aplikasi Pergudangan.
3.2 Penerapan Sistem Informasi
Eksekutif pada Perusahaan Manufaktur
contoh
(Study
Kasus Pada PT. Rich
Indonesia)
Setiap perusahaan manufaktur, selalu
memerlukan bahan baku dalam mengolah produksinya. Para pengusaha dihadapkan
pada resiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan
para pelanggannya.
Perusahaan yang bergerak dibidang
industri khususnya disektor industri karet untuk kebutuhan rumah tangga,
mengharapkan agar bahan baku dapat diperoleh dengan mudah dan berkualitas.
Dengan bahan baku yang berkualitas maka akan menghasilkan produksi yang
berkualitas baik pula dan dapat memenuhi kriteria dan standar yang ditetapkan.
PT. Rich Indonesia adalah perusahaan
manufaktur yang bergerak dibidang industri karet untuk keperluan rumah tangga,
dimana perusahaan ini menghasilkan produksi karet yang berkualitas.
a. Profil
Perusahaan
Sejarah
Singkat Perusahaan
PT Rich Indonesia didirikan
berdasarkan akta nomor 54 tanggal 28 Nopember 2005,oleh
Notaris R. Johanes Sarwono, S.H, Notaris di Jakarta, dan telah disahkan oleh Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor : C02194.HT.01.01.TH.2006
tanggal 25 Januari 2006. Pada tanggal 6 Nopember 2007 perseroan mengadakan
Rapat Umum Pemegang Saham dengan Akta Berita Rapat Umum Pemegang Saham nomor :
7 tanggal 6 Nopember 2007. Kemudia melalui Akta Berita Acara Rapat Umum
Pemegang Saham nomor : 43 tanggal 23 Januari 2008 Perseroan merubah tempat
kedudukannya di Jababeka Cikarang Utara Bekasi dan baru sejak tahun 2008
perseroan mulai menjalankan usahanya secara komersial. Pada tanggal 25 Agustus
2010 perseroan membuka cabang di Medan dan beroperasi secara komersial pada
bulan April 2011.
3.3.2 Gambaran SIA Perusahaan
a. Data dan
Informasi Akuntansi
Setiap sistem informasi akuntansi
melaksanakan lima fungsi utama, yaitu pengumpulan data, pemrosesan data,
manajemen data, pengendalian data (termasuk security), dan penghasil informasi.
a.
Pengumpulan
Data
Fungsi pengumpulan data terdiri atas
memasukkan data transaski melalui formulir, mensyahkan serta memeriksa data
untuk memastikan ketepatan dan kelengkapannya. Jika data bersifat kuantitatif,
data dihitung dahulu sebelum dicatat. Jika data jauh dari lokasi pemrosesan,
maka data harus ditransmisikan lebih dahulu.
c.
Pemrosesan Data
Pemrosesan data terdiri atas proses
pengubahan input menjadi output. Fungsi pemrosesan data terdiri atas
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pengklasifikasian
atau menetapkan data berdasar kategori yang Telah ditetapkan.
2. Menyalin
data ke dokumen atau media lain.
3. Mengurutkan,
atau menysusn data menurut karaktersitiknya.
4. Mengelompokkan
atau mengumpulkan transaski sejenis.
5. Menggabungkan
atau mengkombinasikan dua atau lebih data atau arsip.
6. Melakukan
penghitungan.
7. Peringkasan,
atau penjumlahan data kuantitatif.
8. Membandingkan
data untuk mendapatkan persamaan atau Perbedaan yang ada.
d.
Manajemen Data
Fungsi manajemen data terdiri atas
tiga tahap, yaitu: penyimpanan, pemutakhiran dan pemunculan kembali
(retrieving). Tahap penyimpanan merupakan penempatan data dalam penyimpanan
atau basis data yang disebut arsip. Pada tahap pemutakhiran, data yang
tersimpan diperbaharui dan disesuaikan dengan peristiwa terbaru. Kemudian pada
tahap retrieving, data yang tersimpan diakses dan diringkas kembali untuk
diproses lebih lanjut atau untuk keperluan pembuatan laporan. Manajemen data
dan pemrosesan data mempunyai hubungan yang sangat erat. Tahap pengelompokkan
data dan pengurutan data dari fungsi pemrosesan data, misalnya sering dilakukan
sebagai pendahuluan sebelum dilakukan tahap pemutakhiran dalam fungsi manajemen
data. Manajemen data dapat dipandang sebagai bagian dari pemrosesan data.
Manajemen data akan menunjang pencapaian efisiensi aktivitas dalam proses
menghasilkan informasi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen terutama
mengenai informasi aktivitas dan informasi kebijakan manajemen.
e.
Pengendalian Data
Fungsi pengendalian data mempunyai
dua tujuan dasar: untuk menjaga dan menjamin keamanan aset perusahaan, termasuk
data,dan untuk menjamin bahwa data yang diperoleh akurat dan lengkap serta
diproses dengan benar. Berbagai teknik dan prosedur dapat dipakai untuk
menyelenggarakan pengendalian dan keamanan yang memadai.
f.
Penghasil
Informasi
Fungsi penghasil informasi ini
terdiri atas tahapan pemrosesan informasi seperti penginterprestasian,
pelaporan dan pengkomunikasian informasi
g.
Pengendalian persediaan
Sistem pengendalian persediaan
menggambarkan proses perubahan dari item-item persediaan. Data mengenai
permintaan pelanggan diterima dari sistem proses pemesanan, sistem pengendalian
persediaan berbasis komputer memberikan pelayanan berkualitas pada pelanggan
disamping meminimasikan investasi dan biaya dalam persediaan.
3.3 Revolusi Inovasi Teknologi Informasi
Menurut
Erik Brynjolfsson, Direktur dari MIT Center untuk Bisnis Digital
dan Schussel Family Professor di MIT Sloan School of Management,
teknologi informasi dapat dimanfaatkan untuk merintis sebuah revolusi inovasi
baru secara keseluruhan, berdasarkan pada cara perusahaan dalam
mengukur (measurement), melakukan uji coba (experimentation),
berbagi (sharing) dan mereplikasi (replication) proses bisnis.
Dimana keempat hal tersebut, masing-masing mempunyai peran yang penting, dan
saling memperkuat satu sama lain. Seperti peningkatan pada pengukuran akan
membuat eksperimentasi jauh lebih berharga, dan akan menjadi lebih berharga lagi
jika hasil tersebut dapat dibagikan ke lokasi lain. Dan, pada akhirnya, jika
hasil tersebut penting, dapat direplikasi ke lokasi lain.
a. Pengukuran (Measurement)
Teknologi informasi dapat digunakan untuk mengukur apa yang
perusahaan telah lakukan. Dimana informasi yang dihasilkan dapat digunakan oleh
perusahaan agar dapat memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang pelanggan,
proses bisnis, kualitas produk, dan kelemahan-kelemahan dalam rantai
pasokannya.
b. Uji
Coba (Experimentation)
Keuntungan dari uji coba yang menggunakan teknologi
informasi adalah perusahaan bisa mendapatkan sebuah hubungan sebab akibat (causality) yang tidak bisa ditemukan dengan hanya
melakukan pengukuran dan observasi murni. Sehingga perusahaan dapat memiliki
pengetahuan untuk segera ditindaklanjuti tentang apa yang sebenarnya terjadi
dalam bisnisnya dan melihat perbedaan-perbedaan dari inovasi yang telah
dilakukannya.
c. Berbagi (Sharing)
Perusahaan kini tidak hanya dapat berbagi data, tapi juga
berbagi wawasan. Inovasi dalam berbagi dibutuhkan oleh perusahaan agar lebih
efektif dalam berbagi informasi. Internet dan teknologi informasi yang
dirancang secara unik untuk memenuhi kebutuhan dalam berbagi dapat memudahkan
perusahaan, sehingga setiap orang tidak harus selalu bertatap muka dan
menggunakan printer atau kertas secara berlebihan dalam berbagi informasi.
d. Replikasi (Replication)
Teknologi informasi akan membuatnya menjadi
jauh lebih mudah untuk mereplikasi dan meningkatkan proses bisnis setelah
teridentifikasi. Ketiga perubahan sebelumnya (measurement,
experimentation, sharing), membantu perusahaan dalam menemukan dan
berbagi, tapi kemudian teknologi informasi memungkinkan untuk mengambil,
meningkatkan proses bisnis tersebut dan menyalinnya berkali-kali.
3.4
Peran Teknologi Informasi dalam Manajemen Strategik
Teknologi Informasi adalah suatu
teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan,
menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan
informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat
waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan
merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini
menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk
menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan
kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan
diakses secara global.
Terdapat tiga sasaran utama dari upaya penerapan Teknologi Informasi dan Sistem
Informasi dalam suatu organisasi.
- Memperbaiki
efisiensi kerja dengan melakukan otomasi berbagai proses yang mengelola
informasi.
- Meningkatkan
keefektifan manajemen dengan memuaskan kebutuhan informasi guna
pengambilan keputusan.
- Memperbaiki
daya saing atau meningkatkan keunggulan kompetitif organisasi dengan
merubah gaya dan cara berbisnis (Ward and Peppard, 2002).
Sering ditemukan bahwa penerapan Teknologi Informasi kurang berpengaruh terhadap peningkatan
kinerja dan kesuksesan bisnis organisasi maupun peningkatan daya saing
organisasi. Hal tersebut terjadi akibat penerapan SI/TI yang hanya berfokus
pada teknologinya saja. Oleh karena itu, cara efektif untuk mendapatkan manfaat
strategis dari penerapan Teknologi
Informasi adalah dengan berkonsentrasi pada kaji ulang bisnis
(rethinking business) melalui analisis masalah bisnis saat ini dan perubahan
lingkungannya serta mempertimbangkan Teknologi Informasi sebagai bagian solusi (Earl, 1992).
Perencanaan strategis Teknologi Informasi mempelajari pengaruh Teknologi Informasi terhadap
kinerja bisnis dan kontribusi bagi organisasi dalam memilih langkah-langkah
strategis. Selain itu, perencanaan strategis Teknologi Informasi juga menjelaskan berbagai tools, teknik,
dan kerangka kerja bagi manajemen untuk menyelaraskan strategi Teknologi Informasi dengan
strategi bisnis, bahkan mencari kesempatan baru melalui penerapan teknologi
yang inovatif (Ward & Peppard, 2002).
Beberapa karakteristik dari perencanaan
strategis Teknologi Informasi antara
lain adalah adanya misi utama : keunggulan strategis atau kompetitif dan
kaitannya dengan strategi bisnis; adanya arahan dari eksekutif atau manajemen
senior dan pengguna; serta pendekatan utama berupa inovasi pengguna dan
kombinasi pengembangan bottom up dan analisa top down (Pant & Hsu, 1995).
3.5
Pentingnya Divisi Teknologi Informasi Dalam Proses Bisnis
Saat
ini penerapan teknologi informasi dan komunikasi diperlukan dalam dunia bisnis
sebagai alat bantu dalam upaya memenangkan persaingan. Departemen IT sering kali dipandang sebelah mata karena merupakan
departemen yang hanya bisa menghabiskan uang tanpa bisa menghasilkan uang, hal
inilah yang kadang menjadi problematika tersendiri bagi departemen IT di
perusahaan. Terkadang banyak perusahaan memandang sebelah mata akan
peran IT dalam menunjang proses di Perusahaan tersebut, memang belum banyak
alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa besar IT berperan atau
ikut andil dalam memajukan perusahaan.
Beberapa
penerapan dari Teknologi Informasi dan Komunikasi antara lain dalam perusahaan,
dunia bisnis, sektor perbankan, pendidikan, dan kesehatan. Dan yang akan
dibahas disini adalah khusus penerapan Teknologi Infromasi dan Komunikasi dalam
Perusahaan. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi banyak digunakan para
usahawan. Kebutuhan efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku usaha
merasa perlu menerapkan teknologi informasi dalam lingkungan kerja. Penerapan
Teknologi Informasi dan Komunikasi menyebabkan perubahan bada kebiasaan kerja.
Misalnya penerapan Enterprice Resource Planning (ERP). ERP adalah salah satu
aplikasi perangkat lunak yang mencakup sistem manajemen dalam perusahaan, cara
lama kebanyakan.
Untuk dapat mengetahui andil departemen IT di perusahaan adalah dengan
mengetahui keuntungan-keuntungan penerapan teknologi IT di perusahaan tersebut,
misalnya :
1.
Yang tadinya manual
menjadi otomatis, dan hal ini mengurangi biaya untuk tenaga kerjanya, biaya
untuk kertas, alat tulis, dll.
2.
Waktu mengerjakan
yang lebih cepat dengan adanya IT. Sebab dengan IT ini akan
memperbendek rantai birokrasi, yang tadinya selesai dalam 1 minggu dengan IT
hanya butuh waktu 1 hari. Apabila waktu tadi
kita konversikan ke biaya maka akan mendapatkan penghematan sekian rupiah.
3.
Pengambilan keputusan
yang lebih cepat, karena dengan IT maka data yang dibutuhkan dapat diperoleh
dengan cepat. Hal ini tentu saja akan menjadikan perusahaan menjadi lebih
kompetitif. Sebab dampaknya akan sangat besar bisa jadi karena pengambilan
keputusan yang lambat sebuah perusahaan akan kehilangan banyak order.
4.
Dengan penerapan
teknologi IT kita akan dapat menghemat baiaya promosi dan pemasaran, karena
promosi lewat web site akan sangat murah dan konsumen dapat melihat profil
perusahaan dari mana saja diseluruh dunia.
5.
Dengan IT maka sistem
akan dapat terintegrasi disemua kantor atau perusahaan sehingga hal ini akan
dapat meningkatkan kecepatan dalam merespon sesuatu dan pihak manajemen akan
dengan cepat mengetahui kondisi perusahaannya tanpa harus berkunjung ke kantor
cabang yang jauh dan memakan biaya transportasi.
Jadi sebenarnya penerapan IT ini akan sangat menghemat biaya di semua
aspek, baik tenaga kerja, proses, pemasaran, maupun manajemen. Dan penerapan IT
ini juga akan dapat mempercepat kemajuan perusahaan, dengan semain meningkatnya
margin perusahaan. Untuk mengetahui
secara pasti berapa keuntungan yang dihasilkan oleh IT maka Anda dapat
menghitungnya dari penghematan-penghematan yang dihasilkan perusahaan Anda
sebagai imbas dari penerapan IT dikonversikan ke Rupiah, dan kemajuan-kemajuan
yang dicapai perusahaan anda dari penerapan IT ini, maka akan muncul angka yang
cukup signifikan.
Sistem Informasi secara umum mempunyai beberapa peranan dalam
perusahaan, diantaranya sebagai berikut:
1. Minimize
risk
Setiap bisnis
memiliki risiko, terutama berkaitan dengan factorfaktor keuangan. Pada umumnya
risiko berasal dari ketidakpastian dalam berbagai hal dan aspek-aspek eksternal
lain yang berada diluar control perusahaan.. Saat ini berbagai jenis aplikasi
telah tersedia untuk mengurangi risiko-risiko yang
kerap dihadapi oleh bisnis seperti forecasting, financial advisory, planning expert dan
lain-lain. Kehadiran teknologi informasi selain harus mampu membantu perusahaan
mengurangi risiko bisnis yang ada, perlu pula menjadi sarana untuk membantu manajemen
dalam mengelola risiko yang dihadapi.
2. Reduce
costs
Peranan teknologi
informasi sebagai katalisator dalam berbagai usaha pengurangan biaya-biaya
operasional perusahaan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap profitabilitas
perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut biasanya ada empat cara yang
ditawarkan teknologi informasi untuk mengurangi biaya-biaya kegiatan
operasional yaitu:
· Eleminasi
proses
Implementasi berbagai
komponen teknologi informasi akan mampu menghilangkan atau mengeliminasi proses-proses
yang dirasa tidak perlu. Contoh call center untuk menggantikan fungsi layanan
pelanggan dalam menghadapi keluhan pelanggan.
· Simplifikasi proses
Berbagai proses
yang panjang dan berbelit-belit (birokratis) biasanya dapat disederhanakan
dengan mengimplementasikan berbagai komponen teknologi informasi. Contoh order dapat dilakukan melalui situs perusahaan tanpa
perlu datang ke bagian pelayanan order.
· Integrasi proses
Teknologi informasi juga mampu
melakukan pengintegrasian beberapa proses menjadi satu sehingga terasa lebih
cepat dan praktis (secara langsung akan meningkatkan kepuasan pelanggan juga).
· Otomatisasi
proses
Mengubah proses
manual menjadi otomatis merupakan tawaran klasik dari teknologi informasi.
3. Add Value
Peranan selanjutnya dari
teknologi informasi adalah untuk menciptakan value
bagi pelanggan perusahaan. Tujuan akhir dari penciptaan value tidak sekedar
untuk memuaskan pelanggan, tetapi lebih jauh lagi untuk menciptakan loyalitas
sehingga pelanggan tersebut bersedia selalu menjadi konsumennya untuk jangka
panjang.
4. Create new realities
Perkembangan
teknologi informasi terakhir yang ditandai dengan pesatnya teknologi internet
telah mampu menciptakan suatu arena bersaing baru bagi perusahaan, yaitu di
dunia maya. Berbagai konsep e-business semacan e–commerce, e–procurement, e–customer, e–loyalty,
dan lain-lainnya pada dasarnya merupakan cara pandang baru dalam menanggapi
mekanisme bisnis di era globalisasi informasi.
Bagi beberapa perusahaan, sebuah strategi IT tidak selalu pada kasus yang
formal. Walaupun dinamakan perencanaan Sistem Informasi (IS) “Strategic”,
arsitektur aplikasi, data, teknologi dan proses manajemen IS, yang terdiri dari
standar pengembangan dan pelaporan, semuanya disajikan dengan rencana, proses
dan kebutuhan dari bisnis yang ada saat ini. Tidak ada acuan atau philosofi
untuk kegunaan teknologi di perusahaan dan tidak terkesan adanya aturan yang
signifikan dalam menentukan strategi mana yang lebih efektif, menguntungkan dan
dapat dikerjakan dengan mudah.
Dalam lingkungan konvensional, hubungan antara strategi kompetitif
perusahaan dan manfaat penggunaan IT dikembangkan melalui beberapa lapisan;
dari perencanaan, analisa dan perancangan. Dapat dipahami bila pada ligkungan
sseperti ini IT memiliki pengaruh yang kecil terhadap strategi kompetitif
perusahaan. Sejalan dengan semakin luasnya pemanfaatan IT di lingkungan bisnis,
semakin terlihat tidak ada lagi pemisahan antara IT dan Strategi kompetitif
perusahaan, karena semua strategi kompetitif harus memiliki IT sama halnya
dengan memiliki marketing, produsen dan keuangan.
Strategi IT membantu manager untuk mendefinisikan batasan pembuatan
keputusan untuk tindakan berikutnya, tapi menghentikan dengan singkat dalam
menentukan tindakan untuk dirinya sendiri. Hal ini merupakan perbedaan mendasar
antara Strategi IT dan perencanaan IT. Strategi IT merupakan kumpulan prioritas
yang menguasai pembuatan keputusan bagi user dan proses data profesional. Hal
itu merupakan bentuk aturan framework untuk kegunaan IT dalam perusahaan, dan
menjelaskan bagaimana seorang eksekutif senior pada perusahaan akan berhubungan
pada infrastruktur IT. Perencanaan IT pada
hal lain, memfokuskan pada pelaksanaan dari Strategi IT.
Perencanaan Strategis Sistem Informasi diperlukan agar sebuah organisasi
dapat mengenali target terbaik untuk melakukan pembelian dan penerapan sistem
informasi manajemen dan menolong untuk memaksimalkan hasil dari investasi pada
bidang teknologi informasi. Sebuah sistem informasi yang dibuat berdasarkan
Perancangan Startegis Sistem Informasi yang baik, akan membantu sebuah
organisasi dalam pengambilan keputusan untuk melakukan rencana bisnisnya dan
merealisasikan pencapian bisnisnya. Dalam dunia bisnis saat ini, penerapan dari
teknologi informasi untuk menentukan strategi perusahaan adalah salah satu cara
yang paling efektif untuk meningkatkan performa bisnis.
Strategi TI diperlukan untuk:
a.
Pengetahuan mengenai teknologi baru
b.
Dilibatkan dalam perencanaan taktis dan strategis
c.
Dibahas dalam diskusi perusahaan
d.
Memahami kelebihan dan kekurangan teknologi
Dengan
semakin berkembangnya peranan teknologi informasi dalam dunia bisnis, maka
menuntut manajemen SI/TI untuk menghasilkan Sistem Informasi yang layak dan
mendukung kegiatan bisnis. Untuk itu, dituntut
sebuah perubahan dalam bidang manajemen SI/TI. Perubahan yang terjadi adalah
dengan diterapkannya Perancangan Strategis Sistem Informasi untuk memenuhi
tuntutan menghasilkan SI yang mendukung kegiatan bisnis suatu organisasi.
Seiring dengan perkembangan zaman dan dunia bisnis, peningkatan Perencanaan
Strategis Sistem Informasi menjadi tantangan serius bagi pihak manajemen SI/TI.
SI/TI sebagai Enabler, Organisasi/perusahaan dituntut untuk
mengaplikasikan teknologi bukan hanya untuk menjaga eksistensi bisnisnya
melainkan juga untuk menciptakan peluang dalam persaingan. Pemahaman mengenai peran
pengembangan teknologi dan sistem informasi diperlukan untuk mengelola
teknologi dan sistem informasi dalam organisasi itu sendiri.
IT
mendukung perusahaan/organisasi di level:
• Strategik
Relevan dengan target pencapaian jangka panjang dan bisnis secara keseluruhan
• Taktis
Diperlukan untuk mencapai rencana dan
tujuan strategis dalam rangka melakukan perubahan menuju sukses
• Operasional
Proses
dan aksi yang harus dilakukan sehari-hari untuk menjaga kinerja
Keterkaitan Bisnis dengan
SI/TI
- Melakukan
sinergi antara external dan internal domain
- Pilihan
strategis external harus selaras dengan pengaturan internal umum dalam
bisnis
- Domain TI:
- Strategi untuk TI harus terlihat pada external
domain: menentukan posisi/formula perusahaan dalam pasaran produk TI
- TI => enabler: menentukan atau membentuk
strategi bisnis (tidak hanya berfungsi sebagai response/support terhadap
kebutuhan strategi bisnis).
Integrasi Fungsional TI bagi perusahaan:
- Strategi bisnis dan strategi TI, pada tingkat
eksekusi dan fungsional.
- Operasional bisnis dan infrastruktur TI
·
Hubungan antara administrasi proses bisnis dan proses
TI supaya eksekusi strategi dapat dilaksanakan.
·
Fungsional sering disebut kemampuan TI untuk memberikan
solusi bagi proses bisnis (lebih efisien, efektif, reduced cost).
3.6 Peran penting Chief Information Officer (CIO) dalam perusahaan
Penggunaan IT (Information Technology) yang semakin
aktif dalam seluruh bagian/ proses bisnis perusahaan saat ini mengha-ruskan
pengelolaan yang tepat dan terarah. Hal ini karena peranan IT sebagai pemberi
solusi bagi bisnis dan value center haruslah tetap selaras dengan strategi
bisnis dari perusahaan dan bukan hanya untuk kepen-tingan IT semata. Peranan ini dalam perusahaan/pemerintahan
dipegang oleh seorang Chief Information Officer (CIO). CIO sebagai pimpinan
tertinggi dalam pengelolaan IT memiliki tantangan yang sangat besar terutama
dalam menerjemahkan dunia IT yang kompleks menjadi ide-ide dan solusi yang
mudah di-pahami oleh kalangan bisnis. Kemampuan mengkomunikasikan IT dalam
bahasa yang dimengerti oleh kalangan bisnis/pemerinta-han sehingga mereka dapat
mengambil manfaat dari IT bagi kemajuan perusahaan menjadi salah satu peran
penting dari seorang CIO.
Munculnya tugas dan wewenang CIO di bidang strategis
dan semakin meningkatnya peran tersebut. CIO harus mengenali pengaruh TIK
terhadap organisasi, menentukan arah / strategi TIK yang menjamin adanya
keselarasan antara strategi bisnis dan strategi TIK
Antisipasi perubahan teknologi, market dan regulasi.
CIO bertugas mengorganisasikan dan melindungi asset-aset TI perusahaan
CIO bertugas sebagai visioner yang memimpin dan mengendalikan strategi perusahaaan. CIO menjadi leader dalam pengukuran dan pengembangan new computing. CIO bertugas untuk menjembatani Gagap teknologi, Mendistribusikan teknik baru hasil pengembangan, alat dan pendekatan yang dilakukan. Dalam lingkup perusahaan, selain tugas pokok mengamankan informasi, untuk CIO kini muncul tugas baru. Didorong oleh munculnya perkembangan baru, CIO kini tidak saja berdimensi ”information”, tetapi juga ”innovation”, sehingga CIO adalah chief innovation officer.
Antisipasi perubahan teknologi, market dan regulasi.
CIO bertugas mengorganisasikan dan melindungi asset-aset TI perusahaan
CIO bertugas sebagai visioner yang memimpin dan mengendalikan strategi perusahaaan. CIO menjadi leader dalam pengukuran dan pengembangan new computing. CIO bertugas untuk menjembatani Gagap teknologi, Mendistribusikan teknik baru hasil pengembangan, alat dan pendekatan yang dilakukan. Dalam lingkup perusahaan, selain tugas pokok mengamankan informasi, untuk CIO kini muncul tugas baru. Didorong oleh munculnya perkembangan baru, CIO kini tidak saja berdimensi ”information”, tetapi juga ”innovation”, sehingga CIO adalah chief innovation officer.
Etika seorang CIO (Chief Information Officer) :
a. Formulasikan suatu kode perilaku.
b. Tetapkan aturan prosedur yang berkaitan dengan
masalah-maslah seperti penggunaan jasa komputer untuk pribadi dan hak milik
atas program dan data komputer.
c. Jelaskan sanksi yang akan diambil terhadap
pelanggar, seperti teguuran, penghentian, dan tuntutan.
d. Kenali perilaku etis.
e. Fokuskan perhatian pada etika secara terprogram
seperti pelatihan dan bacaan yang disyaratkan.
f. Promosikan undang-undang kejahatan komputer pada
karyawan. Simpan suatu catatan formal yang menetapkan pertanggungjawaban tiap
spesialis informasi untuk semua tindakan, dan kurangi godaan untuk melanggar
dengan program-program seperti audit etika.
g.Mendorong penggunaan program-program rehabilitasi
yang memperlakukan pelanggar etika dengan cara yang sama seperti perusahaan
mempedulikan pemulihan bagi alkoholik atau penyalahgunaan obat bius.
h. Dorong partisipasi dalam perkumpulan profesional.
Sebagai pejabat dalam jajaran dewan direksi atau top level management maka sebagaimana layaknya fungsi utama mereka dalam hierarki manajemen, seorang CIO menjadi seorang “komandan tertinggi” dalam masalah tata kelola teknologi informasi organisasinya. Dan sebagai seorang “komandan tertinggi” maka tugas utamanya adalah menyusun rancangan strategis dari obyektif yang ingin dicapai oleh organisasi secara menyeluruh. Dengan posisinya yang sekelas dengan direksi lainnya maka seorang CIO dapat memberikan semacam garis koordinasi dan garis komando di dalam organisasi yang terkait dengan tata kelola teknologi informasi. Tentu saja hal tersebut berdampak kepada “daya tekan” terhadap seluruh staf/karyawan di dalam organisasi tersebut.
Hal tersebut akan mempermudah dalam proses sosialisasi
serta pengembangan sumber daya teknologi informasi organisasi tersebut.
Menurut Presiden
Direktur IBM Indonesia Betti Alisjahbana, peran CIO sekarang adalah menjadi TI
pemberdaya dan katalis inovasi. Tujuannya adalah untuk menentukan arah bisnis
strategis dan menawarkan ide-ide baru serta menyejajarkan TI sedemikian rupa
sehingga memberikan manfaat bisnis. Jadi, peran CIO berubah dari business
support menjadi business enabler3)
Tugas CIO :
- Kemampuan mengenali perkembangan, potensi teknologi dan bisnis TIK
dalam konteks pemanfaatan peluang bagi organisasi dan transformasi
organisasi dan perlu menekankan kepada pelaku organisasi tentang pentingnya
era web-based services dibandingkan kemajuan teknologinya sendiri
- Menentukan dan menjamin tatakelola TIK yang benar dan baik dalam
organisasi sehingga dinamika organisasi selalu menuju pada tujuannya.
- Merumuskan visi dan misi; menterjemahkannya menjadi tujuan organisasi;
kemudian menjalankan dan memimpin organisasi TIK untuk mencapai
hasil-hasil sesuai visi, misi dan tujuan organisasi
- Mendemonstrasikan dan melakukan pengukuran nilai dari TIK, secara
proaktif mengatur performansi berdasarkan hasil yang didapatkan.
setidaknya
ada lima fungsi utama CIO di sebuah perusahaan (Sprague et.al.,
1993). Berikut akan dijelaskan satu per satu:
1. Memahami Bisnis
Tugas pertama dan
utama yang merupakan tanggung jawab eksekutif lain dalam jajaran direksi adalah
mempelajari dan memahami secara menyeluruh dan mendetail bisnis yang digeluti
perusahaan. Kalau dahulu manajemen inti cukup mempelajari semua komponen
internal perusahaan (khususnya sehubungan dengan produk-produk atau jasa-jasa
yang ditawarkan), saat ini hal tersebut tidaklah cukup. Persaingan yang
begitu cepat dan lingkungan bisnis yang sangat dinamis mengharuskan eksekutif
perusahaan untuk selalu memantau dan mempelajari aspek-aspek di luar perusahaan
(eksternal) secara intens dan terus-menerus, terutama yang berkaitan dengan
perilaku pasar (market) dan pelanggan. Setidak-tidaknya untuk dewasa ini ada
tujuh cara yang terbukti efektif untuk mempelajari hal internal dan eksternal
perusahaan. Ketujuh cara tersebut adalah:
1) Memiliki armada
SDM yang secara berkala mempelajari keadaan pasar dan komponen eksternal
lainnya;
2) Mempelajari secara
mendalam proses-proses penciptaan produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan;
3) Mengundang
bagian-bagian lain dalam perusahaan untuk berdiskusi secara berkala;
4) Menghadiri
seminar-seminar yang berhubungan dengan industri terkait;
5) Membaca secara
aktif publikasi-publikasi yang berkaitan dengan produk, jasa, dan industri
dimana perusahaan yang bersangkutan berada;
6) Menjadi anggota
forum-forum bisnis maupun akademis terkait; dan
7) Menjalin
komunikasi aktif dan konsisten dengan para manajer lini perusahaan.
2. Membangun Citra Divisi
Tugas kedua yang
menjadi tanggung jawab seorang CIO adalah membangun kredibitilitas direktorat
sistem informasi yang dipimpinnya. Hal ini sangat penting mengingat banyak
sekali karyawan yang menilai bahwa penggunaan sistem informasi secara strategis
merupakan ciri perusahaan di masa mendatang, bukan saat ini. Namun walau
bagaimanapun juga, direktorat sistem informasi yang ada harus dapat membuktikan
bahwa aktivitias-aktivitas yang dilakukan saat ini adalah merupakan jalan atau
jembatan menuju masa depan. Direktorat, departemen, atau divisi sistem
informasi (atau teknologi informasi) harus memiliki citra yang baik di mata
fungsi-fungsi lain dalam perusahaan. Strategi yang paling efektif adalah dengan
cara membantu para SDM di dalam perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya
melalui utilisasi teknologi informasi, karena hal inilah yang merupakan misi
utama dari keberadaan sistem informasi di perusahaan.
Pemberian pendidikan
dan pelatihan kepada para pengguna (users) sistem informasi, mulai dari staf
sampai dengan manajer eksekutif, merupakan salah satu cara lain untuk
meningkatkan citra divisi sistem informasi. Dengan menghasilkan “produk-produk”
yang terbukti dapat membantu para karyawan dalam melaksanakan aktivitas
perkerjaannya sehari-hari, divisi sisten informasi akan dengan mudah
mendapatkan kepercayaan dari fungsi-fungsi lain di organisasi untuk membawa
mereka ke bentuk perusahaan masa depan.
Sumber: Sprague et.al., 1993 sebagaimana dikutip Indrajit, Eko
Richardus
3. Meningkatkan Mutu Penggunaan Teknologi
“Tak kenal maka tak
sayang”, mungkin demikianlah kalimat yang cocok ditujukan bagi para karyawan
yang belum pernah dan takut menggunakan komputer. Melihat bahwa keberadaan
teknologi informasi ditujukan untuk meningkatkan kualitas kinerja SDM
(employees empowerment), seorang CIO memiliki tugas untuk memasyarakatkan
teknologi informasi agar dipergunakan secara aktif untuk para karyawan
perusahaan. Selain pemberian program-program pelatihan (training) yang bersifat
edukatif, diperlukan suatu strategi untuk membuat karyawan tertarik belajar
lebih jauh dan memanfaatkan teknologi informasi yang ada. Caranya bisa beraneka
ragam, mulai dari yang bersifat hiburan (entertainment) – seperti melalui
permainan pada saat rekreasi perusahaan (company outing) – sampai dengan yang
sangat serius, seperti diadakannya workshop khusus. Tujuannya adalah agar para
karyawan akrab dengan komputer (computer literate), sehingga selain dapat
meningkatkan kualitas kerja mereka, inovasi-inovasi baru berupa ide-ide
pengembangan di masa mendatang akan turut berpengaruh pada pengembangan sistem
informasi di perusahaan.
4. Mencanangkan Visi Teknologi Informasi
Tugas selanjutnya
bagi seorang CIO adalah untuk menentukan visi perusahaan melalui pemanfaatan
sistem informasi di masa mendatang. Seorang eksekutif senior yang baik, adalah
yang selalu bersifat proaktif. Membantu perusahaan mencanangkan visinya di masa
mendatang adalah salah satu contoh sikap proaktif yang harus dimasyarakatkan di
kalangan perusahaan. Visi pemanfaatan sistem informasi merupakan bagian
integral yang tak terpisahkan dari visi perusahaan secara umum.
peranan CIO dalam
melihat masa depan perusahaan menempati posisi yang cukup dominan. Namun tugas
CIO tidak hanya terbatas untuk merumuskan visi saja, namun yang bersangkutan
harus dapat memasyarakatkan ide-ide yang ada ke seluruh jajaran manajemen dan
staf (create a vision). Apalah artinya sebuah visi yangbagus tapi tidak ada seorang
pun dari karyawan yang merasa perlu untuk mewujudkannya. Ada banyak teknik dan
teori yang ditawarkan kepada manajemen untuk membantu merumuskan dan menjual
visi kepada seluruh jajaran karyawan secara efektif. Hal ini sangat penting,
karena visi merupakan akar dari seluruh aktivitas yang dilakukan oleh
perusahaan dalam kegiatan bisnisnya setiap hari.
5. Pengembangan Sistem Informasi
Misi terakhir dari
seorang CIO tentu saja membuat semua hal yang ada di atas menjadi nyata, yaitu
merencanakan dan mengembangkan arsitektur sistem informasi perusahaan, yang
terdiri dari komponen-komponen seperti software, hardware, brainware, proses
dan prosedur, infrastruktur, standard, dan lain sebagainya. Secara
berkesinambungan, seorang CIO harus dapat me-utilisasikan sistem informasi yang
dimiliki perusahaan saat ini secara optimum, sejalan dengan rencana
pengembangannya di masa mendatang. Suatu kali seorang praktisi manajemen
mengatakan bahwa seorang CIO yang baik akan dapat “memanusiakan” karyawannya
dengan cara memanfaatkan teknologi informasi untuk membantunya melaksanakan
aktivitas pekerjaan sehari-hari.
BAB V
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
1.
Sistem informasi
eksekutif dalam bidang perusahaan manufaktur
adalah satu jenis dari manajemen informasi dalam bidang perusahaan manufaktur untuk
memudahkan dan mendukung keterangan dan pembuatan keputusan kebutuhan dari
eksekutif senior dengan menyediakan kemudahan akses terhadap keduanya internal
dan eksternal, sehingga akan dapat mempercepat pelayanan dalam melayani
kebutuhan konsumen terhadap jasa yang ditawarkan perusahaan
tersebut.
2.
Seorang eksekutif
membutuhkan informasi secara external untuk mengambil keputusan. Eksekutif
perlu memahami situasi yang berkembang di luar organisasi dalam menentukan
langkah-langkah yang akan diambil dalam membuat keputusan. Begitupun
informasi internal yang diperoleh dari data manjerial organisasi,
eksekutif sangat membutuhkan dalam menentukan kebijaksanaan.
3.
Tugas-tugas yang
dilaksanakan eksekutif diantaranya mengelola SDM, membuat keputusan sumber daya
dan operasi, mengelola keuangan dan pelaporannya, pengelolaan penjualan dan
pemasaran, serta mengarahkan bisnis untuk masa yang akan datang.
4.
Dalam pendekatan yang
tersetruktur melalui pengukuran (meansureement) data yang berguna bagi
eksekutif, dilanjutkan dengan pecobaan hasil dari implementasi oleh eksekutif
untuk mendapat hasil yang akan di bagikan sebagai sarana bisnis penggabungan
antar perusahaan telekomunikasi bidang jasa
5.
Proses bisnis PT. Rich menggunakan atau berfokus
pada Customer, product, dan system dalam kerja team di dalam perusahaan yang
digunakan untuk improvement terhadap
kualitas produk dan layanan terhadap konsumen,
Untuk menjamin bahwa
semua prosedur dapat di pahami dengan baik oleh semua personil.
DAFTAR PUSTAKA
A Hall, James. 2002. “Sistem Informasi Akuntansi”.
Jakarta : Salemba Empat.
H Bodnar, George & S Hopwood, William,
diterjemahkan oleh Amir Abadi
Yusuf dan Rudi M. Tambunan. 2000. “Sistem
Informasi Akuntansi
(Buku Satu)”. Jakarta : Salemba Empat.
McLeod,Jr, Raymond, diterjemahkan oleh Hendra Teguh.
2001.
“Sistem
Informasi Manajemen Edisi Ketujuh”. Jakarta : PT. Prenhallindo.
Soemarso, S.R. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar
Buku Satu, edisi 5 (Revisi).
Jakarta : Salemba Empat.
Tata, Sutabri. 2005. “Sistem Informasi Manajemen”.
Yogyakarta : Penerbit ANDI.
http://etprof-cio.blogspot.com/